Tiga pemain Socceroos yang bermain di Major League Soccer (MLS) meyakini bahwa meningkatnya kualitas kompetisi ini akan menjadi modal berharga untuk persiapan Piala Dunia 2026. FOOTBALL TEAM NAMES, akan membahas informasi menarik mengenai sepak bola hari ini, simak pembahasan ini.
Patrick Yazbek (Nashville SC), Kye Rowles (DC United), dan Aiden O’Neill (New York City FC) menjadi bagian penting dari skuad Australia yang baru saja memastikan tiket ke ajang bergengsi tersebut. O’Neill, yang baru bergabung dengan NYCFC bulan April lalu, mengaku terkejut dengan kualitas MLS. “Kualitasnya sangat bagus, terutama di lini serang.
Pemain-pemain di sini bisa langsung menghukum setiap kesalahan lawan,” ujar gelandang berusia 26 tahun itu. Keyakinan serupa diungkapkan Yazbek yang menyebut MLS akan segera menjadi salah satu liga terbesar dunia.
Pelatih Tony Popovic telah memanfaatkan talenta Australia di MLS dengan memainkan O’Neill dan Yazbek dalam kualifikasi Piala Dunia melawan Arab Saudi. Keduanya membuktikan bahwa pengalaman di MLS bisa menjadi bekal berharga untuk tim nasional.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Transformasi MLS dari ‘Liga Pensiun’ Menuju Kompetisi Kelas Dunia
MLS kerap mendapat stigma sebagai “liga pensiun” bagi bintang-bintang Eropa yang sudah uzur. Namun fakta terbaru menunjukkan perubahan signifikan. Menurut data CIES Football Observatory, usia rata-rata pemain MLS (27,2 tahun) sebanding dengan LaLiga Spanyol, bahkan lebih muda dari J1 League Jepang.
Yazbek dengan tegas membantah stigma tersebut: “Banyak pemain muda berkualitas seperti Thiago Almada atau Jhon Duran yang justru berkembang di MLS sebelum pindah ke Eropa.” Liga ini juga mulai menerapkan sistem transfer antar klub MLS mulai 2025, menunjukkan perkembangan menuju kompetisi yang lebih profesional.
Rowles menambahkan, “Setiap minggu kami menghadapi pemain kelas dunia. Dari Emil Forsberg hingga Luis Suarez, kualitas pertandingan selalu tinggi.” Perubahan ini membuat MLS menjadi tujuan menarik bagi pemain Australia yang sedang dalam masa puncak karier.
Baca Juga: Chelsea Awali Piala Dunia Antarklub dengan Kemenangan atas LAFC
Keunggulan Kompetitif MLS sebagai Tempat Pengembangan Pemain
Para pemain Australia merasakan langsung manfaat kompetisi ketat di MLS. “Ini liga yang sangat melelahkan secara fisik,” ungkap Rowles. “Setiap minggu kami harus menghadapi tantangan baru melawan pemain-pemain berkualitas.”
Fasilitas kelas dunia dan atmosfer pertandingan yang elektrik menjadi nilai tambah. Yazbek menjelaskan, “Sumber daya di sini benar-benar top. Dari fasilitas latihan hingga keterlibatan fans, semuanya mendukung perkembangan pemain.”
Beberapa pemain Australia seperti Giuseppe Bovalina (20 tahun) dan Jake Girdwood-Reich (21 tahun) memilih MLS sebagai tempat mengawali karier profesional. Popovic melihat ini sebagai strategi jitu: “MLS sekarang menjadi batu loncatan ideal sebelum melangkah ke liga-liga top Eropa.”
Persiapan Menuju Piala Dunia 2026 di Kandang Sendiri
Dengan status AS sebagai tuan rumah Piala Dunia 2026, pemain Australia di MLS mendapat keuntungan beradaptasi dengan kondisi setempat. “Ini kesempatan emas bagi kami untuk lebih memahami atmosfer dan kondisi pertandingan,” kata O’Neill.
Rowles yakin persiapan di MLS akan membawa keuntungan: “Kami sudah terbiasa dengan gaya permainan, iklim, dan bahkan budaya sepak bola di sini. Ketika Piala Dunia tiba, kami akan lebih siap dibanding tim-tim dari benua lain.”
Popovic akan memantau ketat perkembangan 7 pemain Australia di MLS selama 12 bulan ke depan. Dengan kualitas kompetisi yang terus meningkat, MLS bisa menjadi faktor penentu kesuksesan Socceroos di Piala Dunia 2026 nanti. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita sepak bola terbaru lainnya hanya dengan klik footballteamnames.com.